Kamis, 26 November 2009

MENJADI GURU


Di kalangan mahasiswa akta IV Undana 2009, istilah "menjadi guru pada akhirnya," bukanlah ungkapan yang asing. Ungkapan ini saya dengar pertama dari seorang guru besar. Ada dua jenis guru katanya. Mereka yang "guru asli" yaitu mereka yang sejak awal sudah memutuskan untuk kuliah FKIP. Kelompok ini katanya sudah memiliki panggilan untuk menjadi guru.Mereka adalah orng-orang terpilih yang mengetahui seluk beluk menjadi guru karena dididik secara khusus. Kelompok yang kedua adalah "guru pada akhirnya." Guru-guru jenis ini adalah mereka yang tidak dari latar belakang FKIP. Mereka adalah orang-orang yang pada awal kuliah memutuskan untuk mengambil jurusan ilmu pendidikan. FKIP bukan fakultas yang mereka pilih. Setelah menyelesaikan study mereka di fakultas non kependidikan, mereka bekerja. Tapi nasib baik nampaknya tidak kunjung juga menyambangi mereka. Setelah melanglangbuana ke sana kemari mencari pekerjaan, tidak satu pekerjaanpun yang memiliki penghasilan yang bagus. Setelah melihat bahwa sertifikasi guru dan dosen diadakan, maka bergegaslah orang-orang ini masuk ke FKIP dan menganggap akta mengajar sebagai tumpuan hidup untuk mendapat jaminan gaji. Guru-guru yang terpaksa. Ini gambaran dari pendapat singkat beberapaorang terhadap mereka yang mengambil kuliah AKTA IV.

Sungguh sebuah dikotomi yang menyakitkan. Menyakitkan bagi mahasiswa AKTA IV -paling tidak saya. Lebih menyakitkan lagi karena pembedaan ini menyebabkan sebutan 'guru yang terpanggil," dan "guru yang terpaksa." Hemat saya, ungkapan ini agak berlebihan. Pasalnya, tidak semua orang yang non-FKIP yang memutuskan menjadi guru punya motivasi untuk memperoleh gaji tinggi karena sertifikasi guru. Arogansi terhadap mahasiswa AKTA sebaiknya tidak dilakukan.

Pengalaman pribadi saya, sejak kecil -saat sekolah di sebuah SD di desa Ajaobaki kecamatan Mollo Utara di pedalaman Timor Tengah Selatan-NTT- saya punya cita-cita untuk menjadi guru. Ini spontan keluar dari bibir saat ditanya mau jadi apa nantinya. Angan-angan ini masih terus ada saat SMP bahkan sampai SMA. Tahun 2006, saya duduk di SMA Negeri 1 SoE di TTS. Waktu itu hanya ada satu tujuan, menjadi guru bahasa Indonesia. Kebetulan subjek ini menarik bagi saya. Kendati demikian, kesanggupan pembiayaan untuk kuliah tidak saya miliki. Maklum, orangtua saya hanyalah petani miskin di desa di pedalaman pulau Timor. Setamat SMA, teman-teman saya mendaftar di FKIP. Belakangan saya mendengar dan bertemu dengan mereka secara langsung maupun di dunia maya dengan kecanggihan facebook, dan mendengar kabar mereka tentang kesuksesan mereka menjadi guru bahasa dan dosen bahasa. Ada yang bahkan menjadi guru bahasa Ibrani. Gelar-gelar pun dicantelkan di belakang nama mereka. Ada yang S.Pd, ada yang M.Pd, ada yang menjelang Ph.D di luar negeri. Mereka saya golongkan sebagai "guru yang sukses."

Setamat SMA, tawaran untuk bersekolah di Jawa dengan jurusan non kependidikan mematahkan niat saya untuk kuliah di Undana FKIP Bahasa Indonesia. Maklum, sekolah yang saya tuju di Jawa menjanjikan keringanan biaya, bahkan pembebasan biaya. Walaupun demikian, selama study di Lembang dan di Jogja, kegiatan saya tidak jauh-jauh dari mengajar. Bahkan mulai dari jenjang yang paling rendah. Saya bahkan pernah mengajar Taman Kanak-kanak. Sebuah jenjang yang kontras dengan tabiat saya. Seorang "guru terpanggil" mungkin akan terpanggil hanya untuk jenjangnya saja. Setelah tamat study, saya bahkan diminta untuk mengajar di sebuah Sekolah Tinggi. Dari Taman Kanak-kanak ke Skolah Tinggi. Memang tertunda menjadi guru. Jadi jika teman-teman saya menjadi "guru yang sukses," maka saya menyebut diri saya sebagai "guru yang tertunda." Bedanya saya dengan mereka adalah mereka mengetahui seluk beluk pendidikan, seluk beluk menjadi guru dan seluk beluk perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran bahkan evaluasi pembelajaran. Saya, mempraktekannya namun belum mengetahinya secara pasti. Beruntunglah, saya melanjutkan S2 saya di bidang pendidikan Kristen dan memiliki gambaran. Sayangnya S2nya belum wisuda-wisuda karena kendala biaya. (hehehehe).Dan sekarang saya mewujudkan impian itu untuk memahami sedikit tentang pendidikan dengan mengasah diri saya di FKIP Undana.

Jadi kalau orang non-FKIP dicap sebagai "guru yang tidak terpanggil" tapi "guru yang terpaksa," saya protes. Protes karena pengalaman juga mengajari kita untuk menjadi guru. Maka, saya menyimpulkan bahwa kurang bijak kalau meng-"gebyah uyah" semua mahasiswa AKTA IV sebagai mereka yang sudah pontang-panting mencari pekerjaan dan tidak menemukan kemudian mengincar lapangan alumni FKIP. Mungkin ada juga benarnya, tetapi sebaiknya lebih bijak mengatakannya.

Ada seorang dosen tua yang tidak menawan dan tidak cakap mengajar menurut beberapa teman saya. Orangnya tidak rupawan dan ungkapannya tidak terlalu jelas untuk ditangkap. Beliau asli FKIP. Tapi pernah selalu membela orang-orang non FKIP. Tidaksemua guru yang alumni FKIP juga awalnya terpanggil. Keterpanggilan itu pasca prose di LPTK. Ah.... pagi yang penuh dikotomi. Lebih baik saya menikmati lagu "anak Pantai"-nya Imanez sambil minum dulu, mumpung liburan Idhul Adha 1430K. Selamat menjadi guru.

Sabtu, 21 November 2009

MOBILITAS TINGGI


Setelah break sekian lama karena kesibukan, saya kembali "menjenguk" bloger saya yang sudah lama tidak disambangi. Memang setiap kata-kata adalah doa. Awal tahun ini saya berucap untuk memperjuangkan hidup. Dalam niat hati dan doa serta perjuangan yang cukup melelahkan saya memulainya. Sejak awal Agustus, satu-satunya universitas Negeri di NTT menerima saya untuk mengikuti program akta Mengajar IV. Inipun melalui perjuangan panjang karena UNDANA hanya akan menerima jurusan yang relevan dengan Fakultas dan jurusan yang dimilikinya. Seolah di-over ke sna ke mari, samapailah saya ke PR 1. Keputusan PRI saya diterima. Semua berkas disiapkan dan jadilah saya mahasiswa. Rasanya lucu juga jadi mahasiswa digabung dengan mahasiswa reguler untuk PKBMB dan Matrikulasi. Keanehan ini karena S2 saya sudah tinggal empat mata kuliah untuk menulis thesis. Pendeknya, semua proses masuk UNDANA saya lalui dan mulai kuliah diUndana lama sebagai mahasiswa Akta IV.

Mobilitas yang tinggi membuat saya kewalahan membagi waktu. Aktivitas harian saya jadinya adalah :
04.55 : Bangun pagi (selalu harus jam itu)
05.00-07.00 : Siaran program rohani pagi di Suara Kupang
07.00-07.30 : Pulang ke kost,mandi dan siap-siap ngajar pagi
07.30-12.30 : Ngajar (Senin d Camplong, selasa n Jumat NBS, rabu Oesapa, Kamis
Fatufeto, Sabtu SKFM-nyiar.
12.30-12.30 : Pulang kost, baring 15 menit. (Kadang tidak sempat pulang)
12.30-14.00 : Berangkat kuliah (maklum dengan angkot)
14.00-17.00 : Kuliah Akta IV
17.00-19.00 : Pulang kost, kerja tugas, mandi, baring dikit
19.00-00.00 : Ke studio dan siaran malam.
00.30 : ZZZZZZZZZZZZZZZzzzzzzz
Jadi waktu tidur saya semakin sedikit. Beruntunglah adik saya si "ragil" datang ke kupang diutus untuk kursus mempersiapkan kuliah di FKIP bahasa inggris, jadi bisa bantu Mempersiapkan makanan dan mengurus kost. Bantuan darinya membuat agak ringan kerjaan. Syukurlah. Inilah perjuangan kehidupan....Semoga perjuangan ini tetap diberi kekuatan oleh Tuhan.

Jumat, 24 Juli 2009

SUSAHNYA MENCARI


Petualangan selalu dekat dengan pencarian. Paling tidak hal ini yang tergambar dalam hidup yang saya alami. Petualangan hidup ini selalu berisi pencarian. Dulu saat remaja, pencarian jati diri. Kemudian pencarian sekolah yang tepat dan mendukung, kemudian pencarian kerja dan sekarang sebuah pencarian jodoh (hehehe) dan satu yang baru saja digumuli adalah pencarian akta mengajar. Ini adalah sebuah ide yang muncul setelah beberapa tahun terakhir muncul perasaan bahwa nampaknya dunia pengajaran adalah dunia yang cocok dengan saya. Ini tidak saja sebuah perasaan pribadi tetapi juga komenytar teman-teman dan senior tentang sepak terjang saya di dunia pengajaran. Penasaran dengan itu, saya memiliki kerinduan untuk akhirnya mendalami pendidikan. Untuk masalah mengajar, mugkin semua orang pernah melakukannya. Tidak tergantung sesederhana apa proses pengajarannya. Tetapi untuk menjadi profesiaonal, perlu persiapan. Untuk mengajar, saya sendiri sedikitnya pernah mengajar di beberapa kalangan. Aanak TK? Pernah waktu di Gunung Kidul Lesanak SD dan SMP pernah di Gunung Kidul dan Klaten. Orang dewasa, juga pernah di gereja. Mahasiswa? Pernah dan sedang. Bahkan pernah punya pengalaman mengajari rang gila. Di Cikidang Lembang, saat melayani di Panti Rehabilitasi. Semua pengalaman ini mungkin saja cukup memberikan dasar untuk mengajar. Tetapi nampaknya ini hanyalah pengalaman yang belum disertai ilmu khusus mengajar. Karena itu S2 pendidikan Agama Kristen coba saya tekuni, kendati agak tersendat hingga kini.

Menyusun sillabus, memersiapkan bahan ajar, melakukan pengajaran di kelas tatap muka, memberi tugas dan evaluasi pengajaran, menghitung nilai dan memasukkan nilai ke urusan administrasi mahasiswa sudah saya lakukan. Tapi nampaknya belum pas saja karena belum dapat ilmu khusus. Maka itu, muncul keinginan untukmengambil akta mengajar.

Mulailah saya merasakan bagaiman susahnya "dilempar" ke sana ke mari. Teman saya pernah bercerita kalau salah satu Universitas Negeri ternama d Kupang membuka akta Empat. Daripada ke Jawa lagi, lebih baik kerja sambil ambil akta. Datanglah saya ke kampus itu. Setelah dengan prose tarik ulur dan seringkali dijiwai oleh tindakan agak semena-mena, saya akhirnya diperkenankan mendaftar di untuk memulai akta Mengajar.Mencari akta itu ternyata susah. Apalagi aktanya sekarang adalah tahun terakhir. Mudah-mudahan saya diterima dan mendapat ilmu.

Lebih penting lagi adalah, mencari jodoh pengganti yang tepat dan seimbang dengan kita itu susah. Heheheee

Selasa, 05 Mei 2009

MEMBACA DINAMIKA HIDUP VIA SMS

Sepanjang bulan Maret dn April, saya sangat bersyukur karena ada banyak hal yang Allah kerjakan dalam hidup saya. Paling tidak, ini terbaca dari SMS yang dikirimkan kepada saya. Berikut beberapa SMS,

Syalm k2, gmana dgn t4 mgang d kupang? Msh bermnt? Keadaanx tggl dknfmskan kepdt untuk disetujui. Klw berminat b tnggu jwbnnya, t4 d Oelon grj GMIT usi apakaet
085739832xxx

Slmt mlm kak Soni, bt mau ttip ucpn slmt Ultahbesok untk Pak Medison Tanesib, jgn lupa o, bsk pg dibca dan didoakan. Sekian dan trimakasih,TYM
081237978XXX

Happy b'day...pjg umur, enteng jodoh, cepat nikah.. adi meak jangan nangis ya..
085239337xxx

Kebahagiaan datang dari hati, mnglir dalam jiwa n memancar dalam senyuman. Temukan kebahagiaan pd setiap hal yg kamu jupai dalam hidupmu, ciptakan senyumansebagai tanda syukur tuk semua sebagai rasa bahagiamubuatlah dunia tersenyum dengan senyuman hari ini. Mat ultah Mas semoga panang umur, diberkati Tuhandalamsetiap rencanayang sementara dan akan datang
081339286xxx

Comment : Wah ini SMS terpanjang neh... BTW thanks yah Mas Yanto!!!

Bgn..bgn..bgn..adaseorang bayi lahir... Hehehe. Happy b'day y h2. Smg pnjg umur, dbrkti Tuhan ms dpn, plynn, cita2 n cinta. Hdiah dr B Mas, Kemenyan dan Mur. Hehehe
085339008xxx

Hari KeMarin is KeNangan,Hari ini isPeristiwa, and Hari Esok isTandaTanya, met Ultah Panjang Umur, disayang kel, shbt, orng yang disayangi tutama TUHAN and sukses dalam segala hal.
08525304XXX

Comment : Lho, bahasa Inggrisnya kok dikir - dikit doang. Artinya lilel2 sih i can...

Tuhan mengecupmu dengan sinar mentari pagi. Dia mengulurkan tangannya menggapaimu dan mengajakmu berjalan bersamanya hari ini. Gapailah tangannya melalui doamu. Mat Ultah, panjang Umur diberkati Tuhan, sukses dalam tugas dan pelayanandan cepat dapat Jodoh ya..
08523938xxx

Comment : Jodoh lagi didoain... Syukurrrrrrrr

Slmt ultah, pjg umur Tuhan Yeus berkati dalam segala hal
0812379xxx

Pg met ltah smga bertmbh hkmt N d berkati pelayanan, pekerjaan n enteng jdhnya. Gbu
0856610419xxx

Mat Siang, Tadi jam 9 yadi pu Mama melahirkan. Nona.
08133909xxx

Comment : Dapat anggota keluarga baru oiii,,,,

Mat siang,pak dimana? Tadi b pi di pak pung kos tapi sonde ada jadi pulang dengan kosong.
08525345xxx

Comment : Ini mah orang mau konsiltasi skripsi..

Kami turut berdukacita atas dipanggilpulangnya opa ke pangkuan Bapa di Sorga untuk istirahat
081347270xxx
Pdt. Paulus L

Comment : Ada yang lahir, ada yang meninggal, ada yang ulangtahun. Dinamika Hidup

Shalom bro,Om Jhony Fanggidae pung istri ada masuk RMH SKT.
085239337xxx

Yah.... Dinamika Hidup. Trimakasih Tuhan karena engkau mampukan aku menjalani semua ini....

Jumat, 20 Maret 2009

TANGGA KE 29


Aku terkesima dengankata-kata lagu, "hidup bukan karena hari, hidup hanya karena arti." Mataku berkaca-kaca saat nyanyian ini menjadi nyanyian lagu pertama dalam acara worshipline (SEBUAH ACARA DO'A di Radio SKFM )malam ini.Dalam hatiku muncul berbagai macam perasaan. Salah satunya adalah tentang beratnya jalan-jalan hidup yang aku lalui. Jalannya memang tidak mudah. Berkelok-kelok. Kadang ada tanjakan yang tinggi yang aku tidak dapat ketahui, kapan puncak dapat aku capai. Kadang begitu menukik curam dan penuh dengan bahaya. Tetapi satu hal yang pastu, di tengah-tengah berbagai gelombang dan prahara hidup itu, aku sudah tudak sendiri lagi. Sejak usiaku 17 Tahun aku menyadari sepenuhnya bahwa aku tidaklah sendiri lagi. Ada "Tangan yang kuat" yang menuntun aku.

Sambil aku menuliskan bagian ini, lagu-lagu mazmur 23 terus mengalun dari speaker di depan meja siarku. Tuhan adalah gembalaku, Takkan kekurangan aku, Ia membaringkan aku, di padang yang berumput hijau. Ia membimbingku ke air yang tenang, ia menyegarkan jiwaku, Ia menuntunku ke jalan yang benar oleh karna nama-Nya sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman.

Tuhan, terimakasih untuk tangga ke 29 yang aku injak sekarang. Di bawah tangga-tangga ini terlihat tangga-tangga yang pernah aku tapaki. Ada banyak hal, tapi kalau engkau masih memberi aku kesempatan untuk hidup, biarkan aku menapaki tangga-tangga itu dengan tangan-Mu. Aku ingin tangan-Mu menggandeng aku terus, sampai maut menjemputku. Aku masih ingin melayani engkau Tuhan. Bimbing aku supaya terang-Mu semakin nyata dalam tapak-tapak kecilku ini.

Jumat, 27 Februari 2009

KIAT MENGHADAPI MASALAH ALA NAAMAN


Masalah dalam hidup manusia adalah bumbu-bumbu kehidupan. Istilah ini pernah saya dengar dan terrekam persis dalam benak. Tetapi seiring persoalan yang bertubi-tubi, rekaman yang tersimpanpun mulai memudar bahkan hilang. Saat masalah kehidupan menghimpit, fokus seringkali tidak jelas. Ini saya alami sendiri sejak awal 2009 ini, sampai suatu hari seorang rekan pelayan meminta saya untuk membawakan firman Tuhan di gerejanya di Kupang. Dalam benak saya, saya ingin sekali membawakan tentang Naaman. Ini karena akhir-akhir ini saya sedang menggeluti sebuah bacaan kecil. Buku ini juga saya temukan secara tidak sengaja di timbunan sampah-sampah bekas angkutan barang-barang yang dibenahi saat banjir lumpur menimpa rumah keluarga Banfatin (om saya) di Toineke. Secara tidak sengaja saya menemukan sebuah buku usang yang sudah kumal dan kekuning-kuningan dengan ejaan lama. Saya membaca-membaca- dan membacanya dan sangat diberkati dengan kehidupan isi buku kumal ber-ejaan lama ini.

Ketertarikan saya untuk mengkhotbahkan tokoh Naaman karena ia menghadapi masalah yang besar. Naaman seorang panglima yang tentu punya banyak bawahan; Ia juga seorang yeng terpandang dihadapan Tuannya dan dikasihi, bahkan ia disebut-sebut sebagai pahlawan. Sayangnya dia sakit kusta. Penyakit Kusta menurut Imamat 13:45 menyebabkan orang yang menderita itu harus diasingkan,bahkan mengenakan pakaian yang sobek-sobek dan tinggal di pembuangan. Sayang sekali, Naaman terancam di "ekstradisi" dari lingkungan kerajaan tempat ia sangat dihormati. Ini masalah yang dihadapi Naaman.

Tetapi bacaan ini membawa saya kepada tokoh kedua yang tidak terlalu istimewa. Dia seorang gadis (yang kesaksiannya mungkin tidak akan dipercaya), seorang anak (ingusan), dan seorang budak Naaman pula. Hebatnya, gadis kecil ini punya iman bahwa nabi di Samaria itu "tentulah" atau dalam terjemahan lama "niscaya" mampu menyembuhkan. Inilah iman. Iman yang tidak dimiliki orang gede-an tapi oleh seorang anak kecil yang sederhana muncul iman itu. Iman yang kita miliki dapat menolong kita untuk memberi solusi bagi orang yang bermasalah.

Faktor kedua menurut catatan dari perenungan saya adalah kesiapan batin. Ketika berangkat mengikuti saran untuk memperoleh kesembuhan, Naman mempersiapkan 10 talenta perak, 6000 syikal emas dan sepuluh potong pakaian (harta)ia juga membawa surat (administrasi baik) dan diplomasidengan raja. Tapi Dia tidak siap bathin katika sesampainya di Israel, raja bahkan memintanya menghadap Elisa dan Elisa pun tidak mau menemui dia selain menyuruh bujangnya menemui Naaman. Perbuatan ini membuat Naaman gusar (ay.11) dan panas hati (ay.12). Saya menyimpukan bahwa kesiapan bathin tidak ada dari Namaan dalam memahami solusi Alah. Dalam sebuah masalah, kita harus menyiapkan bathin yang kuat. Saya refleksikan dengan diri saya sendiri.Bebebrapa aktu lalu secara fisik, dan administrasi saya berpikir bahwa mustahil saya akan diganti dari jabatab saya, tapi saya tidak secara psikis dan bathin siap untuk diganti sampai saat pergantuan itu datang. Saya benar-benar diganti. Saya bersyukur, malam itu saya mendapat sebuah kekuatan bathin.

Dan hal ketiga adalah harus menjalani proses. Naaman bisa saja mandi di Parpar dn Abana yang lebih bersih, tapi prosesnya adalah, Ia harus datang dan sampai di Israel dan mandi di sungai Yordan. Supaya Ua tahu bahwaUsrael ber-Allah. Proses harus dijalanunya. Dan saat Naaman menjalani proses itu maka, pulihlah tubuhnya kembali seperti seorang naka dan iamenjadi tahir (ay.14).

Dengan demikian selesailah masalah Naaman, dan selesailah saya menulis point ini karena waktu sudah menunjukkan jam 00.41 sekarang. Saya harus segera tidur karena pagi hari jam 04.55sudah harus bangun dan bercuap-cuap kembali di Sambut Pagi Radio Suara Kupang.

Apapun yang terjadi, saya mendapat sebuah makna penting untuk hidup. Kalau menghadapi sebuah masalah, ingat tiga hal : (1)Iman adalah modal; (2)Kesiapan Bathin;(3)Menjalani Proses. [MT]

Kamis, 05 Februari 2009

TOLONG...SAYA KECOPETAN ... (di Kupang)


Baru saja pelajaran tentang cara menafsir Alkitab selesai, saya bergegas pulang. Dengan berjalan kaki + 1 Km ke jalan raya untuk akhirnya menumpang angkot, saya masih sempat membalas SMS dari seorang siswi binaan STII. Dia bertanya, "kalau seandainya Yudas tidak menjual Yesus, apakah yang akan terjadi dengan kamu?" Telfon genggam saya saya isi di kantong tas dan dengan sekali panggil, angkot yang akan saya tumpangi segera berdiri. Mata saya masih sempat mengawasi dua atau tiga orang di atas angkutan kota yang saya tumpangi. Beberapa orang mahasiswa duduk di kursi yang berhadapan dengan saya. Sementara di samping saya, duduk seorang kakek. Saya menduga dia pengungsi. Jalur yang saya lewati adalah jalur pengungsi Tim-Tim. Dalam perjalanan, beberapa mahasiswa turun dari angkot tapi saya rasa, tidak pernah berkurang penumpang di dalam. Beberapa kali saya merasa, kakek yang duduk di samping saya seolah "mendorong" saya. Naluri "jawa" saya muncul. Jangan-jangan kakek itu akan mencopet. Tapi segera saya tepis anggapan itu. "Masa,sih.. di kupang ada copet. Kayak bis jogja - Solo atau Kartosuro - Semarang aja.." Setelah turun angkot, saya memanggil ojeg, yang kebetulan ada di mana saja di Kupang, untuk tiba di kost saya. Dengan kelelahan dan rasa kantuk yang dalam saya membuka pintu, masuk dan siap untuk istirahat siang. Sekedar untuk memastikan apakah ada pesan yang masuk, saya mencari telpon seluler saya, tapi astaga.... Sesudah bongkar sana sini, tidak saya temukan lagi....

Handphone itu raib di Bemo tadi. Saya baru sadar, copet ternyata tidak hanya ada di Semarang, terutama di Pedurungan dalam bis menuju Kartosuro. Waktu itu alih-alih menjual koran, dia merogoh kantong saya, beruntung tidak ada uang atau barang berharga lainnya di sana. Salah sasaran. Seharusnya ia tidak mencopet pada anak kost seperti saya. Ehehehe... Ketipu dia. Tapi sekarang hal itu terjadi di Kupang, kota propinsi kecil yang sepi pengamen. Ternyata mental jelek tidak harus di kota Besar. Sekarang, sayalah korbannya, tanpa HP. Susah menghubungi siapapun. Saya dapat merasakan sekarang bagaiamana orang yang dikarantina tanpa HP dan bagaimana orang yang meminta dukungan doa dari saya karena kehilangan. Tuhan kuatkan saya... Amin.

Jumat, 09 Januari 2009

KUNING DAN 2009

Trend warna 2009 menurut beberapa orang yang berkecimpung di dunia urus-mengurus warna 2009 adalah kuning. Sebenarnya saya bukan tipe orang yang gampang percaya dengan ramalan atau hal-hal yang berhubungan dengan ramalan itu. Tetapi warna nampaknanya memberi makna tersendiri bagi suatu peristiwa. Awal 2009 ini saat berkunjung ke rumah Om, saya ditegur karena semua pakaian saya berwarna hitam. Itu memang yang saya bawa, sekedar untuk menghindari kelihatan kotor dari pakaian. Maklum, maunya simple dan tidak membawa banyak pakaian saat liburan. Di awal tahun ini, beberapa teman mengajak untuk seragam kuning. Sebagai orang yang ingin menunjukan kekompakan dengan teman-teman, sayapun mengenakan baju kuning saya sebagai tanda solidaritas. Ternyata mereka main jepret-jepretan. Jadilah pasukan kuning.

Tapi Mimosa menggambarkan kuning peneduh yang “hangat dan erat” dan disebut mewakili harapan dan optimisme. Satu pesan besar seiring keuangan tahun tersebut tak stabil!

“Kuning menunjukkan kehangatan dan kualitas penaungan matahari, semuanya perangkat kita sebagai manusia yang secara alamiah menarik untuk menjamin keselamatan,” tutur Leatrice Eiseman, Direktur Eksekutif Pantone Color Institute, kepada Marketwatch.com “Mimosa juga banyak menyuarakan pencerahan, sebagaimana warna-warna terang yang memercikkan imajinasi dan inovasi.”
Mudah-mudahan keakraban yang hangat di antara teman-teman kerja akan terbina di tahun 2009 ini Aminnnn amin.

Senin, 05 Januari 2009

SELAMAT DATANG TAHUN "PERJUANGAN MASA DEPAN"


Beberapa jam sebelum lonceng gereja berdentang di seluruh pelosok pulau Timor sebagai tanda bahwa tahun lama telah berlalu, saya masih ada di perjalanan pulang ke kampung halaman saya. Sukacita besar saat bertemu dengan mama dan Papa setelah lama tidak jumpa. Ini tradisi akhir tahun saya. Pulang kampung, walaupun saat study saya tidak pernah melakukan tradisi ini.

132 Kilo untuk ditempuh bukanlah perjalanan yang menyenangkan bagi saya. Apalagi harus berganti-ganti kendaraan sebelum akhirnya sampai di rumah. Setelah sampai, pekerjaan pertama adalah sekedar bercerita tentangkeadaan "kelabu" 2008 dan sekedar info tentang perihal adik-adik dalam kuliah dan kerja mereka. Baju saja hendak sedikit beristirahat, penanggungjaab gereja memberitahu jika kebaktian malam akhir tahun (baca :kunci tahun) akan diadakan jam delapan malam dan saya diminta memimpin ibadah ini. Sebenarnya saya juga ingin menolak. Tapi saya teringat motto study dulu : "beritakanlah firman tuhan itu, baik atau tidak baik waktunya." Cuaca desa kelahiran yang sangat dingin menambah rumit persiapan khotbah tutup tahun. Tapi dua jam menjelang ibadah dimulai semua persiapan diselesaikan dengan baik. Puji Tuhan.

Malam hari itu saya berkhotbah dari kitab Pengkhotbah 3. Untuk segala sesuatu ada waktunya. Memulai khotbah saya, sebuah ilustrasi saya pakai sekedar mengingatkan jemaat bahwa setiap manusia diberi satu pensil dan sebuah lembaran untuk ditulis. Tetapi manusia tidak pernah diberi penghapus untuk menghapusnya. Apa yang dialami dalam rentang waktu satu tahun tidak bisa dihapus kembali. Tulisan itu sudah terjadi. Kerena itu yang harus dilakukan manusia adalah merasa bahwa inilah waktu yang tepat untuk merefleksi diri. Merasa bahwa hidupnya memang tidak harus selalu menangis. Ada waktu untuk bergembira. Saya juga mengingatkan bahwa sepanjang 2008 sudah ada berapa banyak orang yang tiada tetapi kalau kita masih hidup, itu karena anugerah. Tapi kita harus selalu mengingat bahwa sebagaimana ada waktu untuk hidup maka ada waktu untuk mati. Saya melihat bahwa waktu yang akan segera berlalu (2008) tidak bisa diulang kembali. Yang perlu bukan meratapi, tapi meresapi dan berupaya untuk berbuat yang terbaik di 2009.

Pergantian tahun kami rayakan dengan sangat sederhana. Berdoa bersama dan mengunjungi kakek yang sudah sangat uzur dan berdoa bersamanya sebagai wujud syukur kehidupan. Malam itu dalam kesederhanaan, saya bersyukur bahwa akhirnya berbagai kemelut di 2008 dapat saya lewati. Lebih dari itu fokus saya di 2009 mulai saya tetapkan. Harus ada beberapa persoalan mengnai masa depan yang harus saya lakukan. Langkahnya dimulai dari malam itu.Sambil diiringi ucapan selamat dari beberapa kawan yang bergetar terus saya bersyukur dan merasa bahwa 2009 adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi. Dengan demikian 2009 saya sebut selamat datang tahun Perjuangan Masa Depan.