Jumat, 09 Januari 2009

KUNING DAN 2009

Trend warna 2009 menurut beberapa orang yang berkecimpung di dunia urus-mengurus warna 2009 adalah kuning. Sebenarnya saya bukan tipe orang yang gampang percaya dengan ramalan atau hal-hal yang berhubungan dengan ramalan itu. Tetapi warna nampaknanya memberi makna tersendiri bagi suatu peristiwa. Awal 2009 ini saat berkunjung ke rumah Om, saya ditegur karena semua pakaian saya berwarna hitam. Itu memang yang saya bawa, sekedar untuk menghindari kelihatan kotor dari pakaian. Maklum, maunya simple dan tidak membawa banyak pakaian saat liburan. Di awal tahun ini, beberapa teman mengajak untuk seragam kuning. Sebagai orang yang ingin menunjukan kekompakan dengan teman-teman, sayapun mengenakan baju kuning saya sebagai tanda solidaritas. Ternyata mereka main jepret-jepretan. Jadilah pasukan kuning.

Tapi Mimosa menggambarkan kuning peneduh yang “hangat dan erat” dan disebut mewakili harapan dan optimisme. Satu pesan besar seiring keuangan tahun tersebut tak stabil!

“Kuning menunjukkan kehangatan dan kualitas penaungan matahari, semuanya perangkat kita sebagai manusia yang secara alamiah menarik untuk menjamin keselamatan,” tutur Leatrice Eiseman, Direktur Eksekutif Pantone Color Institute, kepada Marketwatch.com “Mimosa juga banyak menyuarakan pencerahan, sebagaimana warna-warna terang yang memercikkan imajinasi dan inovasi.”
Mudah-mudahan keakraban yang hangat di antara teman-teman kerja akan terbina di tahun 2009 ini Aminnnn amin.

Senin, 05 Januari 2009

SELAMAT DATANG TAHUN "PERJUANGAN MASA DEPAN"


Beberapa jam sebelum lonceng gereja berdentang di seluruh pelosok pulau Timor sebagai tanda bahwa tahun lama telah berlalu, saya masih ada di perjalanan pulang ke kampung halaman saya. Sukacita besar saat bertemu dengan mama dan Papa setelah lama tidak jumpa. Ini tradisi akhir tahun saya. Pulang kampung, walaupun saat study saya tidak pernah melakukan tradisi ini.

132 Kilo untuk ditempuh bukanlah perjalanan yang menyenangkan bagi saya. Apalagi harus berganti-ganti kendaraan sebelum akhirnya sampai di rumah. Setelah sampai, pekerjaan pertama adalah sekedar bercerita tentangkeadaan "kelabu" 2008 dan sekedar info tentang perihal adik-adik dalam kuliah dan kerja mereka. Baju saja hendak sedikit beristirahat, penanggungjaab gereja memberitahu jika kebaktian malam akhir tahun (baca :kunci tahun) akan diadakan jam delapan malam dan saya diminta memimpin ibadah ini. Sebenarnya saya juga ingin menolak. Tapi saya teringat motto study dulu : "beritakanlah firman tuhan itu, baik atau tidak baik waktunya." Cuaca desa kelahiran yang sangat dingin menambah rumit persiapan khotbah tutup tahun. Tapi dua jam menjelang ibadah dimulai semua persiapan diselesaikan dengan baik. Puji Tuhan.

Malam hari itu saya berkhotbah dari kitab Pengkhotbah 3. Untuk segala sesuatu ada waktunya. Memulai khotbah saya, sebuah ilustrasi saya pakai sekedar mengingatkan jemaat bahwa setiap manusia diberi satu pensil dan sebuah lembaran untuk ditulis. Tetapi manusia tidak pernah diberi penghapus untuk menghapusnya. Apa yang dialami dalam rentang waktu satu tahun tidak bisa dihapus kembali. Tulisan itu sudah terjadi. Kerena itu yang harus dilakukan manusia adalah merasa bahwa inilah waktu yang tepat untuk merefleksi diri. Merasa bahwa hidupnya memang tidak harus selalu menangis. Ada waktu untuk bergembira. Saya juga mengingatkan bahwa sepanjang 2008 sudah ada berapa banyak orang yang tiada tetapi kalau kita masih hidup, itu karena anugerah. Tapi kita harus selalu mengingat bahwa sebagaimana ada waktu untuk hidup maka ada waktu untuk mati. Saya melihat bahwa waktu yang akan segera berlalu (2008) tidak bisa diulang kembali. Yang perlu bukan meratapi, tapi meresapi dan berupaya untuk berbuat yang terbaik di 2009.

Pergantian tahun kami rayakan dengan sangat sederhana. Berdoa bersama dan mengunjungi kakek yang sudah sangat uzur dan berdoa bersamanya sebagai wujud syukur kehidupan. Malam itu dalam kesederhanaan, saya bersyukur bahwa akhirnya berbagai kemelut di 2008 dapat saya lewati. Lebih dari itu fokus saya di 2009 mulai saya tetapkan. Harus ada beberapa persoalan mengnai masa depan yang harus saya lakukan. Langkahnya dimulai dari malam itu.Sambil diiringi ucapan selamat dari beberapa kawan yang bergetar terus saya bersyukur dan merasa bahwa 2009 adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi. Dengan demikian 2009 saya sebut selamat datang tahun Perjuangan Masa Depan.