Senin, 10 November 2008

TUGAS BARUKU



Gara-gara kebiasaan bercuap-cuap di mikrofon radio, suatu hari aku dimintai tolong untuk menjadi Master of Ceremony (MC) dalam sebuh pesta nikah. Saya sbenarya bukan tipe orang yang gila tampil di depan publik.Kalaupun harus menjadi MC atau berbicara di depan orang, itupun saya lakukan dengan tujuan pelayanan. Misalnya memimpin ibadah di gereja, atau dalam kelompok, berkhotbah, atau sekedar mengajar. Tapi ini semua dengan alasan untuk pelayanan. Awalnya grogi juga. Demam panggung.Tapi kali itu dalam sebuah pesta nikah anggota keluarga majelis jemat, saya diminta menjadi MC. Yang jelas saya belum pernah MC di acara resepsi pernikahan. Saya tidak tahu harus memulai darimana dan mengakhiri di mana. Tapi beberapa acara pernikahan yang aku hadiri resepsinya memberi sedikit bayangan.

Dalam budaya Kupang, ada satu acara malam yang dilakukan sebelum hari H pernikahan. Entah kenapa acara ini disebut malam "Pica Bok." Malam itu ada pembagian tugas dan saya disebut sebagai pembawa acara dalam resepsi besok malam. Hal-hal yang berhubung dengan materi pembicaraan saya tanyakan. Termasuk beberapa pepatah Amarasi dan Rote. Maklum yang menikah adalah pria Timor Amarasi dan wanita Rote. Setelah 'investigasi' sederhana itu saya lakukan, saya baru tahu bahwa pengantin prianya bekerja di sekretariat DPRD Kabupaten. Dalam benak saya berkecamuk perasaan grogi karena pejabat-pejabat yang akan hadir. Malam itu kami pulang dan besok malam kami kembali ke resepsi. Catatan kecil saya selipkan di kantong sekedar jaga-jaga. Setelah sampai ke tempat resepsi saya diminta memakai pakaian adat Timor lengkap dester di kepala. Astaga saya seperti 'tiang listrik dibuntheti.' Saya baru sadar bahwa dalam acara itu, banyak pejabat kabupaten yang harir. Th. Naisanu yang istrinya pemandu pemotong kue pengantin, Jeri Manafe anggota DPRD, Welhelmina Tabais-Kefan ketua DPRD damn dalam ibadah siangnya juga hadir Ruben Funay yang waktu itu adalah wakil Bupati. Dadaku seperti akan copot. Tapi syukurlah, acara yang saya bawakan malam itu mendapat pujian dai banyak orang termasuk teman-temanku. Ini pertama kali saya MC di acara pernikahan. Dan sejak saat itu, setiap kali acara pernikahan di lingkungan pelayanan saya, saya selalu diminta MC di acara ernikahan.Jadilah saya perangkai kata-kata cinta.

Tapi saya harus jujur bahwa saya kurang menikmati tugas baruku ini. Demi kedekatanku terhadap objek pelayananku, aku terpaksa harus melakukannya.

MC yang profesional? Ya... mungkin. Maybe Yes, Maybe No.

Tidak ada komentar: