Sabtu, 06 Desember 2008

AHLI KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI



(Tulisan ini adalah salah satu tulisan yang saya posting di blog lama saya pada 23 Oktober 2008).Sebelum blog itu saya hapus, tulisan itu saya pindah ke sini.

Salah satu aktivitas harian yang saya lakukan adalah ‘announcing’ pada radio Suara Kupang. Untuk kegiatan ini, saya membutuhkan stamina yang ekstra. Maklum, saya harus tidur lebih malam dari biasanya dan bangun lebih subuh. Setiap harinya kecuali hari week-end, saya baru akan bisa tidur jam 00.00. Ini karena program yang saya asuh adalah “Worship Line,” sebuah program doa online setiap malam di Radio. Program lain yang saya asuh adalah “Sambut Pagi,” yang dimulai jam 05.00. Artinya saya hanya tidur beberapa jam saja. Sebenarnya berat juga bagi fisik saya tapi syukurlah ada keceriaan yang saya peroleh setiap hari bersama dengan orang-orang yang saya temui dan menemui saya via telfon ke radio.

Dalam program yang aku asuh, ada satu sesi yang menjadi konsumsiku setiap hari yaitu paket renungan “bermimpi satu menit.” Program ini dihantarkan oleh Prof. Samuel Tirtamihardja. Radio kami mendapatnya dari kerjasama dengan YASKI. Dalam program ini, ada tips-tips yang diberian untuk dapat lebih efektif dalam hidup setiap hari. Prof. Samuel disebut punya keahlian dalam kepemimpinan dan komunikasi. Pagi ini Jumat 24 Oktober 2008 saat aku memutar program ini kepada pendengar, pikiran saya dibawa kepada kata-kata “kepemimpinan dan komunikasi.” Kedua kata ini membuat saya merenung. Sambil tetap memonitor jalannya lagu-lagu yang saya putarkan di raduga sebelum DJ Talk, saya berpikir, betapa bahagianya karyawan atau bawahan yang pimpinannya mampu berkomunikasi dengan baik kepada mereka. Pikiran ini muncul karena beberapa hari terakhir ini bahkan bulan dan tahun-tahun terakhir, pimpinan kami di tempat kerja lain (bukan radio) tidak punya komunikasi yang baik dengan kami karyawan di sana. Kehausan akan komunikasi yang normal, ramah dan bersahabat juga solutif seolah-olah memenuhi jiwa saya. Seandainya saja beliau mengerti tentang cara yang baik seperti Prof Samuel yang disebut ahli kepemimpinan dan komunikasi. Tapi bagaimanapun, kepemimpinan yang tidak disertai komunikasi yang bertatakrama akan menyebabkan banyak protes dan bahkan ketidaknyamanan.

Seorang pemimpin hanya akan menjadi pemimpin jika ada orang yang dipimpinnya. Karena dia berada di tengah orang lain maka ia harus membuka mulutnya, mengeluarkan suara dari sana dan berbicara dengan orang lain. Tapi dalam mengeluarkan suara, tatakrama dan aturan harus diketahuinya. Seorang pemimpin akan dianggap otoriter jika pada saat salah saja ia menegur dengan keras dan itupun dilakukan di hadapan orang lain. Dia tidk pernah memanggil dan mengkomunikasikan sesuatu secara intern sebelum publikasi. Ini membahayakan. Komunikasi ini juga dalam hal-hal biasa. Contoh sederhana, kalau ada tamu yang ingin mngantarkan sesuatu, saat tamu mengetuk pintu, bukakan pintu dan suruhlah masuk baru menanyakan apa maksudnya. Bukan berteriak dari dalam sementara tamunya di luar dan menyuruh meletakan benda yang diantar di depan pintu.

Tapi Kristus adalah kepala segala pimpinan. Dia tahu apa yang bisa dibuat.

Tidak ada komentar: